LOC (LINES OF CODES)


Line coding adalah suatu proses konversi data digital menjadi sinyal digital,dengan asumsi bahwa data berisi atau berbentuk fax, angka, gambar, audio, atau video yang disimpan dalam memori komputer sebagai bit squence. (Chairul Bahtiar, 2013) Line coding adalah mengubah simbol-simbol dari suatu sumber informasi ke bentuk lain untuk ditransmisikan. Operasi encoding pada sisi pengirim berupa transformasi message digital ke deretan symbol baru. Sedangkan operasi decoding pada sisi penerima berupa proses sebaliknya yaitu mengkonversikan kembali deretan terkode ke message aslinya. (Muhammad Daud Nurdin, 2015) Definisi dari line coding adalah proses konversi data digital menjadi sinyal digital dengan tujuan mendapatkan bit rate setinggi mungkin dengan sinyal serendah mungkin. (Hasdi Radiles, 2012)

Sistem yang menggunakan line coding tetapi tidak melibatkan modulasi disebut system transmisi baseband (spektrum hasil code tetap berada di dalam rentang frekuensi pada pesan asli). (Andre Febrian Kasmar, 2016) Teknik encoding sendiri dibagi menjadi tiga jenis yaitu Polar, Unipolar, dan Bipolar. Polar encoding menggunakan dua level tegangan yaitu tegangan positif (high level (V+)) untuk menyatakan bit “1” dan tegangan negatif (low level (V-)) untuk menyatakan bit “0”. Dengan menggunakan dua level pada semua metode pengkodean, tegangan rata-rata yang berada diatas sumbu horizontal akan direduksi dan masalah pada komponen DC akan dikurangi. Unipolar encoding adalah pengkodean yang paling sederhana, menggunakan satu polaritas untuk menyatakan dua posisi bit. Jika ada tegangan, maka dinyatakan dengan logika “1” dan jika tidak ada tegangan, maka dinyatakan dengan logika “0”. Permasalahan yang terjadi pada proses encoding ini adalah komponen DC dan sinkronisasi data. Apabila amplitudo rata-rata dari sinyal unipolar tidak nol, maka hal ini disebut dengan komponen DC dengan frekuensi nol. Jika sinyal berisi komponen DC, maka tidak bias disalurkan ke media tertentu karena tidak dapat menangani komponen DC. Pada masalah sinkronisasi data, jika sinyal tidak bervariasi, maka penerima tidak bisa membedakan bagian awal dan bagian akhir dari tiap tiap bit. Pengkodean digital menggunakan perubahan level tegangan untuk mengindikasikan adanya perubahan bit, sedangkan pada encoding unipolar, memungkinkan data terdiri dari deretan panjang logika 1 atau 0. Bipolar encoding menggunakan tiga level tegangan yaitu V+, V-, dan 0. Jika bit logika “0” maka akan bernilai level tegangan 0, dan jika bit berlogika “1” maka akan dinyatakan dengan level tegangan V+ dan V- secara bergantian.

Kecepatan modulasi adalah kecepatan dimana level sinyal berubah, dinyatakan dalam bauds rate. Komunikasi data diharapkan agar kecepatan data dapat dicapai setinggi-tingginya sedangkan kecepatan pengiriman sinyal dapat dicapai serendah-rendahnya. Kecepatan data tinggi dalam proses transmisi berarti bahwa sejumlah besar data dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Karena itu semakin tinggi data rate berarti semakin besar jumlah data yang dapat dikirimkan dalam satu satuan waktu. Sedangkan kecepatan pengiriman sinyal diharapkan menjadi rendah karena berkaitan dengan bandwidth dari sinyal. Semakin rendah baud rate, berarti semakin kecil pula jumlah bandwidth yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal. Binar model adalah suatu model yang datanya diwakili oleh bilangan biner, “1” dan “0”. Dalam telekomunikasi, model binary digunakan untuk memodelkan bentuk sinyal digital yang menggunakan bilangan biner.

Ketentuan menghitung kecepatan modulasi dari sinyal dan menghubungkannya dengan model binary berdasarkan pada rumus dibawah ini.
Vmod = Vmod / Rb
Vmod : kecepatan modulasi
Rb : kecepatan binary (didapatkan dari elemen sinyal dibagi elemen data)
Line coding secara umum terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu NRZ (L), NRZ(M), RZ, Biphase Manchester, dan Biphase Mark.

1. NRZ(L) No Return to Zero (Level)
NRZ(L) adalah bentuk yang paling sederhana dari representasi data. Metode pengkodean NRZ(L) yang digunakan oleh penulis merupakan pengkodean digital polar. Disebut demikian karena keduanya menggunakan baik tegangan positif maupun tegangan negatif untuk membangkitkan sinyal digital. Dengan memakai V+ (Positive Voltage) untuk merepresentasikan bit „1‟ dan V- (Negative Voltage) untuk merepresentasikan bit „0‟. Sinyal alternatif antara dua nilai hanya jika transmisi data berbeda dengan data sebelumnya. Frekuensi maksimal ketika sinyal NRZ(L) dapat merubah level ketika frekuensi setengah dari clock, ini terjadi saat transmisi data dialihkan antara data „0‟ dan „1‟ (0101010…). Frekuensi sinyal maksimal adalah saat menentukan bandwidth yang diperlukan untuk mentransmisikan kode NRZ(L).
Sebagaimana saat perubahan level berlangsung di saat yang telah ditentukan. Namun jika transmisi data mengandung nilai yang berturut turut data „0‟ atau data „1‟ (tidak ada perubahan level), regenerasi data clock sangat sulit diterima. Satu masalah pada code ini dimana komponen yang bervariasi sesuai dengan data yang dikirimkan sesuatu yang membuatnya tidak dapat digunakan untuk sistem komunikasi. Kode yang digunakan untuk menghasilkan dan menginterprestasikan data digital oleh terminal pemprosesan data / peralatan lainnya dan jika kode yang digunakan untuk transmisi berbeda (data yang diterima tetap seperti data awal).
Sinyal keluaran yang diharapkan


2. NRZ(M) No Return to Zero (Mark)
NRZ(M) mirip dengan beberapa aspek NRZ(L). biasa digunakan pada level yang sama selama antar bit, namun pada kasus ini, level saat ini, adalah pada level selama selang waktu bit sebelumnya. Dengan kata lain, perubahan level terjadi. Jika data „0‟ ditransmisikan, bentuk gelombang level NRZ(M) tidak berubah. Jika bit „1‟ yang ditransmisikan, maka bentuk gelombangnya akan berubah.
Keuntungan transmisi dengan NRZ(M), dimana sinyal dikodekan dengan membandingkan polaritas elemen sinyal yang berdekatan dari sinyal asli. Keuntungannya mudah dalam mendeteksi transisi noise. Jika bit = 1 jika transisi pada awal pulsa clock, jika bit = 0 jika tidak ada transisi / perubahan.
Pada penerima, memungkinkan untuk memecah informasi untuk mesinkronisasikan sinyal NRZ(M), kecuali jika pada periode panjang dengan sinyal tidak akan berubah (sesuai untuk transmisi berurutan yang panjang dari data „0‟. Dengan hubungan dengan frekuensi sinyal maksimal dan komponen yang berlanjut, NRZ(M) identik dengan NRZ(L). Keuntungan dari NRZ(M) adalah penerima membaca ulang dan menyamakan dengan data asli yang dikirimkan, tetapi hanya perlu mendeteksi perubahan level sinyal untuk merekonstruksi data asli.
Sinyal keluaran yang diharapkan
 
  
3. RZ Return to Zero
RZ hampir sama dengan NRZ(L) jika informasi yang dikandung pada jarak setengah bit pertama, dan level setengah bit kedua selalu nol. Keuntungan dari sinyal RZ dibandingkan dengan NRZ naik dan turun transisi terjadi setiap kali „1‟ dikirim. Memproduksi sejumlah besar transisi dalam sinyal yang ditransmisikan. Penambahan transisi dengan tujuan untuk memulihkan sinyal clock pada penerima akan selalu lebih sederhana daripada sinyal NRZ, walaupun periode tanpa transmisi jika 0 ditransmisikan. RZ selalu mengembalikan sinyal ke tegangan nol pada saat sinyal telah mencapai setengah dari durasi sinyal. Tetapi karena RZ menggunakan 2 sinyal elemen untuk merepresentasikan sebuah elemen data, hal ini berakibat pada kenaikan bandwidth sebanyak dua kali lipat dibandingkan dengan bandwidth yang digunakan oleh NRZ.
Frekuensi maksimal dari sinyal RZ adalah frekuensi clock. Dengan syarat sejumlah besar transmisi, yaitu ketika sinyal „1‟ dikirim. Dengan kata lain jika bit „0‟ yang dikirimkan, maka data tidak berubah. Namun, jika data „1‟ yang dikirimkan maka data akan mengikuti bit sebelumnya setengah, kemudian bit „1‟. Dengan kode RZ, dibutuhkan transmisi bandwidth III-5 ganda sedangkan yang dibutuhkan NRZ hanya satu bandwidth saja. Masalah lain dengan kode ini adalah seperti NRZ yang membutuhkan komponen berkelanjutan yang mengubah transmisi data, tidak dapat digunakan pada sistem komunikasi yang tidak menerima kompunen
berlanjut.
Terlepas dari kekurangan ini, RZ lebih banyak digunakan karena begitu sederhana untuk menghasilkan lebih banyak transmisi daripada NRZ dan membuat pemulihan dari sinyal clock lebih mudah dibandingkan dengan NRZ.
Sinyal keluaran yang diharapkan